Sabtu, 03 Oktober 2020

Mengapa Pilih Pixel Art?

Sekitar tahun 2015, banyak adik kelas jurusan Game Technology yang membagikan karya pixel art (gaya desain berbasis titik/pixel) mereka di timeline Facebook. Bermula dari itu, saya mulai menaruh perhatian pada style retro ini. Sebelumnya saya adalah seorang praktisi vector art (seni berbasis garis/vector), baik untuk desain advertisement maupun untuk pembuatan game. Begitu tertarik dengan pixel art, saya mulai membaca artikel-artikel dan mencari aplikasi untuk membuat karya pertama. 


Pada masa-masa 'on fire' membuat pixel art di tahun 2015 itulah saya merasa bahwa pixel art adalah pilihan dan akan berfokus menjadi seorang pixel artist profesional. Hampir tiap hari membuat karya dengan menerapkan hal-hal baru yang sudah dipelajari. 

Saya pribadi memilih pixel art untuk nantinya diterapkan pada pembuatan game dan karena ingin memilih style yang belum dikuasai teman-teman desainer saya yang lain. Selain itu, pixel art juga memiliki banyak keunggulan yang mungkin dapat menjadi pertimbangan kita untuk berkarya dan mulai mencobanya.

Mudah untuk Dibuat

Pada dasarnya, menggambar style pixel art itu mudah, hanya perlu menggunakan satu tools yaitu pencil dengan ukuran 1 pixel. Tidak perlu menggunakan berbagai jenis brush seperti pada vector art.

Selain penggunaan tools yang hanya sedikit, kita juga dapat menggunakan palet warna yang sudah tersedia banyak di internet atau pada aplikasi yang kita gunakan untuk menggambar. Saya pun masih sering meniru warna karya pixel artist profesional dan mencoba memahami bagaimana membuat warna yang cocok.

Di dalam karya pixel art, warna adalah poin penting. Dari berbagai artikel yang pernah saya baca, untuk mengimplementasikan warna di pixel art, kita perlu menguasai teori HSV (Hue, Saturation, Value). Teori warna ini akan saya bahas pada tulisan yang lain. Dan teori warna tersebut sangat mudah untuk dipahami (walaupun implementasinya susah wkwk).


Tools untuk membuat pixel art juga banyak tersedia, mulai dari yang berbayar seperti Adobe Photoshop sampai yang gratis (opensource) seperti GIMP 2.0, bahkan ada situs online untuk menggambar style ini, contohnya pixilart.com. Kalau saya sendiri sudah lama menggunakan GIMP 2.0.

Banyak Referensi

Kita bisa belajar dari banyak sumber, dari Google, Tumblr, lihat karya di Pinterest atau hasil retweet bot pixel art di Twitter. Karena membuat pixel art itu mudah, maka tutorial dan karya yang dibuat oleh seniman pun melimpah. Masing-masing punya cara dan gaya tersendiri. Untuk memulai membuat karya pertama, saya menyarankan menggunakan tutorial dari makegames.tumblr.com ini. Artikel tersebut juga yang pertama kali saya pahami akan esensi pixel art.

Retro dan Size Kecil

Alasan yang seharusnya juga menjadi pertimbangan untuk memulai membuat pixel art adalah rasa nostalgia akan game-game jaman dulu (NES atau Game Boy). Banyak pixel artist yang tetap mempertahankan style retro pada karyanya, entah dengan style 8-bit, 16-bit, atau sekarang muncul istilah Hi-bit. Pilihan warna menjadi hal utama dalam memunculkan kesan retro tersebut. Penggunaan warna yang cenderung lebih sedikit daripada vector art juga menjadi alasan dipilihnya pixel art. Karena memengaruhi ukuran file pixel art. Ukuran file menjadi sangat kecil. 

Banyak game developer indie yang memilih style pixel art karena kesan retro yang ingin dimunculkan dan karena dapat mengurangi ukuran game yang akan dihasilkan. Hal ini yang menjadi pertimbangan bagi saya waktu itu untuk mempelajari pixel art lebih dalam.


Penutup

Saya sempat vakum membuat pixel art beberapa kali karena kesibukan kuliah atau lebih memilih menggambar sketsa dan vector art. Apalagi saat saya fokus mengerjakan tugas akhir di tahun 2017 membuat game mobile, yang mengharuskan membuat banyak sprite dengan style vector art.

Lalu pada bulan agustus 2017, setelah saya lulus kuliah dan mencoba membangun game indie, keinginan untuk menggunakan style pixel art begitu besar. Akhirnya, saya harus belajar lagi tentang pixel art. Banyak membaca artikel tutorial dan tulisan pixel artist.

Ada satu hal yang sangat saya setuju dari artikel-artikel tersebut yaitu style pixel art ini cocok dipelajari oleh para programmer atau game developer yang tidak pernah belajar seni rupa. Hal yang juga berlaku bagi siapa saja yang masih awam dalam seni, untuk bisa mencoba pixel art. 


Sampai hari ini saya masih terus belajar untuk meningkatkan kemampuan dan membuat pixel art terbaik. Di dalam perjalanan tersebut saya mendapatkan banyak pelajaran yang ingin dibagikan kepada sesiapa yang ingin mencoba style ini. Maka dari itu, blog safrizal-ariyandi.com lahir. Semoga kedepannya banyak tulisan tentang pixel art yang bisa saya tulis dan bagikan.

2 komentar: